18 Januari 2009

26 Agustus 2008

Prepare!!

Sebentar lagi bulan puasa..sepintas sekilas mungkin tidak kelihatan persiapan dalam diriku. Tapi secara pribadi aku akui, aku perlu memperbaiki kalamku,hatiku, dan mentalku. Aku perlu mempersiapkan hatiku untuk menempuh perjalanan saum tahun ini. Bagiku bulan Ramadhan selalu terasa istimewa, bagaimanapun situasi yang ku hadapi, dimanapun aku sedang berada, selalu kuusahakan mengingat kampung halaman untuk lebih menikmati bulan suci ini.
Sama halnya dengan diriku, manusia adalah tempatnya khilaf dan kesalahan. Yang ku rasakan adalah begitu beratnya menghapus dosa-dosa yang telah aku lakukan. Begitu beratnya aku menghilangkan rasa bersalah atas semua lembar hitam yang aku tulis.
Dan ketika sadar, keberadaan aku saat ini, aku yang sedang dalam kekhilafan. Mencoba keluar dari lumpur dosa yang dalam. Tetapi Allah begitu keras memberiku cobaan yang begitu berat.
Aku percaya bahwa Allah sedang mengujiku. Aku akui,imanku yang sangat lemah. Kadang aku kalah, meskipun kadang menang. Tetapi aku tetap percaya kepadamu, Allah.

30 Juli 2008

Aku ingin sendiri

Hitam putih. Putih hitam. Baik buruk. Yang samar yang lugas. Impian kenyataan.
Melihat situasi dimana kita berdiri. Meyakini sikap yang diteguhkan hati. Berlari mengejar prinsip.
Aku berada di tempat yang aku tidak tahu dimana. Yang kelihatan baik tak selamanya baik. Sesuatu yang samar sering kali mengaburkan pandangan manusia yang sangat terbatas pada kemampuan mata.
Saat ini,hilang kepercayaan yang biasa aku berikan. Teman, bahkan sahabat sekalipun seakan berada di belakangku dan menulis pena hitam.
..Jangan pernah manggantungkan diri kita kepada sesuatu yang bukan kita kecuali kepada Tuhan..


26 Juli 2008

L A L U ,

Aku pernah mengalaminya, aku yakin semua orang pun pernah mengalaminya. Besar kecilnya sesuatu yang menghalangi kita untuk melangkah selalu muncul untuk membentuk pribadi kita jadi lebih baik. Jatuh terjerembab, cobaan, masa sulit yang kadang muncul tanpa kita minta. Tapi selalu ada dalam fase kehidupan manusia. Bagiku tak peduli berapa kali kita jatuh,tak peduli seberapa dalam kita dalam keterpurukan. Selama masih ada niat untuk bangkit, selama masih ada keinginan untuk memperbaiki diri sendiri, selama masih ada satu titik terang dalam hati yang masih tersisa. Bagiku yang terpenting adalah seberapa cepat kita menyadari bahwa kita di dalam jurang yang gelap, seberapa cepat kita bangun untuk mengejar sesuatu yang tertinggal. Kerjakan semua yang bisa kita kerjakan. Lalu, sisanya serahkan pada Allah.